Impresi Berkendara Suzuki Ertiga Matic GL



Selamat pagi sobat TG, kemarin kebetulan ada sohib ngajak muter2 TG ke Ambassador menggunakan mobil miliknya yaitu Suzuki Ertiga tipe GL Matic. Dan kebetulan, TG juga yang diminta nyetir. Yauwes sekalian ngerasain lah mobil sejuta umat ini :D

Awal buka pintu, pencet alarm terus masuk kedalam. Lah, si empunya ketok-ketok kaca kiri, taunya sistem central locknya unik. Pencet open, pintu supir aja yang terbuka. Pencet sekali lagi, baru semua pintu terbuka. Buat safety oke banget, tapi buat yang gak paham kaya saya wah ini ngerjain driver kudu buka dua kali hihihi…

Kemudian colok ke lubang kunci, puter ke on. Berbagai indikator nyala, dibarengi dengan lampu dibalik semua jarum meter. Nice, warna merah darah. Cuma sayang, bukan Optitron kaya produk mid-end Suzuki lainnya (Grand Vitara) tapi hey, ini mobil entry level! Masa mau ngarep yang mewah? Sambil memandangi area dasbor. Desainnya khas Suzuki Swift, berkesan mewah dengan audio sistem integrated. Built in CD dan USB, tanpa kaset.

Selanjutnya berusaha keluar dari jepitan mobil depan dan belakang, pindah tuas ke R. Hentakan halus pun terasa, mundur dikit, maju dikit, mundur lagi, maju lagi. Akhirnya keluar juga dari parkiran paralalel sial tersebut. Pantengin kaki di 20% throttle, perpindahan gigi berlangsung mulus. Begitu ngerem, waduh! Ini kok feel rem nya aneh. Diinjek sedikit, gak langsung ngefek. Injek lagi agak lebih dalam, baru dia berhenti. Mirip – mirip rem ada anginnya, tapi bukan karena mobil baru 7xxx Km. mungkin feel ngeremnya yang berbeda dengan mobil lainnya.

Gas terus, bantingannya lumayan empuk. Road noise minimal dengan suara lebih senyap dibanding mobil sekelasnya. Khas Suzuki dari dulu, mobil-mobilnya dilengkapi peredam yang bagus. Sambil mengarungi jalan MT. Thamrin, feeling setirnya emang bener enteng. Seperti yang dibilang mas Yanuar Smartfaiz atau si peyek a.k.a mas Ghifari. Gak tahu kalau dikecepatan tinggi ya, tapi di kecepatan rendah apalagi parkir ini sangat-sangat membantu.

Mencoba belok ke arah kuningan, tuas seinnya lumayan bletak hihihi… mungkin masih baru, masih seret jadi nge beam, sein, dan lain-lain bunyi bletak :D. Masuk parkiran mall Ambassador, wah ini dia nih problemnya. Karena bukan Optitron yang backlightnya selalu on, waktu di basement yang gelap. Yang kelihatan akhirnya hanya jarumnya aja, meterannya gak kebaca sama sekali. Tapi siapa peduli juga kan? orang tujuannya buat cari parkir, bukan buat pelototin meteran.

Kemudian dapet deh parkirannya. Beberapa jam kemudian dan beberapa makanan kemudian kita pulang. Gantian TG yang jadi penumpang, empunya yang nyupir. Pertama masuk jadi penumpang, hemm… legroomnya gak terlalu lebar. Tertolong karena bentuknya yang nanjak keatas dan gak ada penghalang apapun (dalam hal ini, bagian dalam fender sering jadi tersangkanya). Sedikit usil buka glove box, cukupan lah untuk taruh dokumen. Lirik sektor atas, ada lampu diatas, dan sun visor yang ada kacanya. Cocok buat pacar / istri anda dandan.

Gak lama sampailah kembali di kantor tercinta. Kemudian sambil iseng liat eksteriornya, lumayan lah gak malu-maluin. Bagian depan elegan, bagian belakang agak sedikit kurang keren. Mirip panda, apalagi mobilnya temen ini warna putih. Beruntung rearlamp gak dismoke hitam, bisa makin mirip deh haha.. 
so far, mobil ini cukupan untuk keluarga muda yang punya anak masih kecil dan suka jalan-jalan sama mbaknya.

Verdict TG? Rasanya Suzuki mampu memberikan alternatif yang baik bagi konsumen yang ingin kendaraan murah dengan rasa tidak murahan. Cuma mungkin kudu diimprove sedikit kalau gak ingin calon buyernya nengok ke mobil lain.

1 comment:

  1. Blm jajal matic... katanya pas full loaded larinya ketahan

    ReplyDelete