First Impression Tesla Model X




Selamat siang sobat TG, selamat berjumpa lagi. Kali ini yang akan jadi bahan pembicaraan adalah sebuah mobil dari masa depan. Kenapa kok masa depan? Bayangin, dia gak pake mesin konvensional, dia gak perlu isi bensin, dan bisa mengantarkan pengemudinya kemanapun tanpa harus dikemudikan. Ini kalau tahun era 80an atau 90an mobil begini Cuma ada di film fiksi ilmiah Hollywood.

Dan sekarang kita sudah memasuki abad 21, dimana mobil fiksi ilmiah tersebut sudah ada didepan mata, driveable, dan bisa dibeli. Ya, itulah Tesla Model X dari Tesla Motors Co. ltd. SUV yang dipajang oleh Prestige Image Motor di ajang Teknopolis 2017 ini memang sungguh mencuri perhatian pengunjung. Dengan pintu gullwingnya, dan seabrek sensor disekeliling mobil, serta dimensinya yang besar plus warna mencolok. Jadilah mobil ini salah satu bintang pameran tersebut.


  


Pertama-tama kita bedah dulu eksteriornya ya, mobil ini kalau di kelas mobil SUV maka dimensinya mirip dengan Honda CRV atau Nissan X-Trail. Gak kecil banget dan gak gede banget, standar SUV perkotaan lah. Dengan bentuk yang streamline dan serba membulat, bikin mobil ini terlihat elegan. Sebuah desain yang cantik dari Tesla Motors. Pintu depan membuka kesamping secara normal, namun pintu belakangnya unik. Karena menggunakan system gullwing seperti Mercedes - Benz 300SL atau SLS AMG GT. Dengan motor elektrik di seluruh pintunya, maka semua pintu bisa diatur lewat remote secara individual maupun berbarengan. Ya bahkan bagasi ( depan – belakang sama2 bagasi, gak ada mesin :p) bisa dibuka tutup secara wireless. Bener-bener sebuah inovasi dari sebuah kendaraan bermotor.







Selain itu, kelengkapan sensornya pun bejibun. Dari yang TG lihat sepintas. Di seliling mobil 12 sensor termasuk radar untuk autonomous drive. Kemudian ada 8 kamera menurut informasi dari website mereka. akan tetapi yang terlihat sama TG diluar sih Cuma 5, yaitu area fender kanan – kiri 2 buah, pilar B kanan-kiri 2 buah, dan di bagasi belakang dekat handle. Sisanya mungkin ada di dalam mobil.


                                                   (Courtesy: cars.usnews.com)


Beralih ke interior, dari dasbor depan kita akan melihat sebuah papan talenan di bagian tengah konsol dengan ukuran super massif. Talenan tersebut merupakan pusat computer mobil ini. Semua bisa diatur melalui layar. Dari suhu ac, drive mode, kamera, sampai audio-video. Bener – bener gak umum nih mobil. Dengan konfigurasi 6 seater, ya gak salah denger atau baca ini mobil datang dengan enam bangku untuk penumpang yang cukup berbeda dengan model di US. Mobil ini semisal harganya gak $200.000 atau katakanlah seharga luxury SUV konvensional mungkin udah diborong buat mudik hihihihi… enak, mudik gak perlu isi bensin. Kalo batere tinung – tinung kaya Ultraman silakan mencari warteg terdekat untuk ngecharge :D




Unit yang dibawa Prestige Image Motor ini menggunakan power unit 75 Kwh, alias 75D yang kalau ditotal power dari unit dynamo depan dan belakang mencapai 400 hp lebih. That’s insane! SUV dengan tenaga mendekati Ferrari 360 Modena. akselerasi 0 -100 mencapai 3.3 detikan, yang mana masuk kelas akselerasi buas supercar tapi muncul dengan bodi SUV, how ironic it is hahahaha.. 




dengan harga sekitar 2 miliar rupiah, mobill ini bisa dibawa pulang kerumah lengkap berikut charger nya. Dengan charger 240 volt, kita cukup charge mobil selama kurang lebih 6 jam untuk bisa melaju 237 mil atau sekitar 381km . Kalo TG punya ini mobil, dengan jarak kantor –rumah sekitar 26 km. berarti bisa 7 kali bolak-balik sampai nanti baterenya habis dan perlu di charge ulang. Sadissss, tagihan bensin nol, tagihan listrik meleduk wkwkwkwk…




Overall, I love this car despite those unnecessary falcon-wing door nya. Coba kalo parkir di sini. Bisa-bisa itu pintu gak mau kebuka karena sensor mendeteksi jarak yang hampir selalu kurang lebar untuk bisa terbuka. Tau sendiri kan parkiran di Indonesia jarang yang mobiliawi hehehehe..

At the end, sekian First Impression Tesla Model X dari TG. Next kita bahas yang Model S ya

Regards,

TG

BERAKHIRNYA ERA BENGKEL RESMI PABRIKAN [PART 1]

      (Photo credit: wartakota)

Assalamu’alaikum Wr.Wb, apakabar temen2 TG? Semoga sehat selalu yaa.. kali ini mau coba ambil topik agak serius dikit hehehe..

Jadi waktu itu ceritanya motor harian dirumah lagi bermasalah di sistem transmisi CVT nya. Maklum motor matic seken hand, ada aja penyakitnya kan. Naaah, berhubung dulu sering banget ke bengkel resmi untuk servis berkala, maka ogut memutuskan untuk mampir ke bengkel resmi langganan di bilangan jl. Raya bogor.

Sesampainya disana, agak kaget kok bengkelnya sepi. Padahal dulu circa 2004 jaman SMA pegang tiger, itu bengkel kalo mau servis antri kapan pun dan hari apapun. Antriannya tsadeeeest kalo jaman dulu, gak bisa ngobrol santai sama mekaniknya. Mekanik pun dituntut kerja cepat supaya antrian selanjutnya kepegang.

Tapi sekarang? Boro-boro rame, itu bengkel disamperin siang sebelum makan siang kosong melompong. Cuma ada 1 – 2 customer yang nunggu motornya diservis. Mekanik2nya sebagian duduk di bangku ruang tunggu, sebagian ngelamun, sebagian nonton tv. So whats wrong with this??

Ternyata jawabnya ada pada berubahnya teknologi dari kendaraan bermotor itu sendiri. Seiring berkembangnya teknologi, maka pabrikan mulai merubah sistem pengabutan bahan bakar dari sistem karburasi (karburator) ke sistem injeksi elektronik. Nah pertanyaannya apa hubungan motor injeksi sama bengkel resmi yang sepi? Soal ini silakan kebet buku servis, untuk motor H interval servisnya per 4000 km. dimana jika mencapai 8000km maka wajib ganti filter udara, sekalian sama busi kalo perlu. Gak perlu ada semprot-semprot filter udara lagi, gak perlu acara bongkar2 karburator.
Untuk keperluan seperti itu, gak butuh mekanik jagoan. Cukup modal punya obeng dan kunci busi. Kita bisa tune up sendiri. Tentunya ditambah beli injector cleaner ya untuk bersihkan injector systemnya. Setel klep? Motor dengan roller rocker arm nyaris gak perlu diutak-atik, cukup lakukan itu di servis pertama atau kedua kalau memang kurang sreg. Sisanya silakan lakukan sendiri, effortless dan tentunya biaya servis kita jauh lebih terjangkau.

Habit baru inilah yang membuat semua orang bisa tune up motornya sendiri dan perlahan meninggalkan bengkel resmi. Paling yang perlu banget ke beres itu pemilik motor fairing dan sport karena bongkar2nya ribet. Kalo matic, yaa simple. Hal inilah yang ditenggarai sebagai salah satu penyebab dari sepinya bengkel resmi belakangan ini.

Oiya, setelah ke beres untuk tanya2 spare part akhirnya ogut lari ke bengkel umum sambil bandingin harga dan ternyata lebih murah jadi bongkarnya justru di bengkel umum hahaha..

next kita lanjut ke part 2 yah.

Sekian dan terima kasih,
Regards,

Tukang_gorengan77

TG's Back in Business

Halo sobat dimanapun anda berada, kembali lagi dengan TG aka Tukang Gorengan yang mulai kembali back in business dalam dunia tulis menulis. Waktu buka dashboard wah lama sekali ya, terakhir nulis 2014. 4 tahun hiatus bukan berarti pergi untuk selamanya di dunia tulis menulis.

Melainkan mengumpulkan kembali niat, ikhtiar, serta bahan tulisan. dulu tahun 2014, gak banyak yang bisa dibahas. tapi kini di 2017, suangat banyak yang bisa dibahas, motor tiap tiga bulan sekali update, mobil tiap tahun update. wah, setiap update selalu ada sesuatu yang baru yang perlu dibahas.

Walhasil, keinginan untuk menulis itu pun kembali muncul. Ditengah ketidak sibukan itulah justru hasrat kembali menggebu - gebu.

okay sekian dan singkat saja, mudah-mudahan kembali semangat terus sampai bosen :p


Impresi Berkendara Suzuki Ertiga Matic GL



Selamat pagi sobat TG, kemarin kebetulan ada sohib ngajak muter2 TG ke Ambassador menggunakan mobil miliknya yaitu Suzuki Ertiga tipe GL Matic. Dan kebetulan, TG juga yang diminta nyetir. Yauwes sekalian ngerasain lah mobil sejuta umat ini :D

Awal buka pintu, pencet alarm terus masuk kedalam. Lah, si empunya ketok-ketok kaca kiri, taunya sistem central locknya unik. Pencet open, pintu supir aja yang terbuka. Pencet sekali lagi, baru semua pintu terbuka. Buat safety oke banget, tapi buat yang gak paham kaya saya wah ini ngerjain driver kudu buka dua kali hihihi…

Kemudian colok ke lubang kunci, puter ke on. Berbagai indikator nyala, dibarengi dengan lampu dibalik semua jarum meter. Nice, warna merah darah. Cuma sayang, bukan Optitron kaya produk mid-end Suzuki lainnya (Grand Vitara) tapi hey, ini mobil entry level! Masa mau ngarep yang mewah? Sambil memandangi area dasbor. Desainnya khas Suzuki Swift, berkesan mewah dengan audio sistem integrated. Built in CD dan USB, tanpa kaset.

Selanjutnya berusaha keluar dari jepitan mobil depan dan belakang, pindah tuas ke R. Hentakan halus pun terasa, mundur dikit, maju dikit, mundur lagi, maju lagi. Akhirnya keluar juga dari parkiran paralalel sial tersebut. Pantengin kaki di 20% throttle, perpindahan gigi berlangsung mulus. Begitu ngerem, waduh! Ini kok feel rem nya aneh. Diinjek sedikit, gak langsung ngefek. Injek lagi agak lebih dalam, baru dia berhenti. Mirip – mirip rem ada anginnya, tapi bukan karena mobil baru 7xxx Km. mungkin feel ngeremnya yang berbeda dengan mobil lainnya.

Gas terus, bantingannya lumayan empuk. Road noise minimal dengan suara lebih senyap dibanding mobil sekelasnya. Khas Suzuki dari dulu, mobil-mobilnya dilengkapi peredam yang bagus. Sambil mengarungi jalan MT. Thamrin, feeling setirnya emang bener enteng. Seperti yang dibilang mas Yanuar Smartfaiz atau si peyek a.k.a mas Ghifari. Gak tahu kalau dikecepatan tinggi ya, tapi di kecepatan rendah apalagi parkir ini sangat-sangat membantu.

Mencoba belok ke arah kuningan, tuas seinnya lumayan bletak hihihi… mungkin masih baru, masih seret jadi nge beam, sein, dan lain-lain bunyi bletak :D. Masuk parkiran mall Ambassador, wah ini dia nih problemnya. Karena bukan Optitron yang backlightnya selalu on, waktu di basement yang gelap. Yang kelihatan akhirnya hanya jarumnya aja, meterannya gak kebaca sama sekali. Tapi siapa peduli juga kan? orang tujuannya buat cari parkir, bukan buat pelototin meteran.

Kemudian dapet deh parkirannya. Beberapa jam kemudian dan beberapa makanan kemudian kita pulang. Gantian TG yang jadi penumpang, empunya yang nyupir. Pertama masuk jadi penumpang, hemm… legroomnya gak terlalu lebar. Tertolong karena bentuknya yang nanjak keatas dan gak ada penghalang apapun (dalam hal ini, bagian dalam fender sering jadi tersangkanya). Sedikit usil buka glove box, cukupan lah untuk taruh dokumen. Lirik sektor atas, ada lampu diatas, dan sun visor yang ada kacanya. Cocok buat pacar / istri anda dandan.

Gak lama sampailah kembali di kantor tercinta. Kemudian sambil iseng liat eksteriornya, lumayan lah gak malu-maluin. Bagian depan elegan, bagian belakang agak sedikit kurang keren. Mirip panda, apalagi mobilnya temen ini warna putih. Beruntung rearlamp gak dismoke hitam, bisa makin mirip deh haha.. 
so far, mobil ini cukupan untuk keluarga muda yang punya anak masih kecil dan suka jalan-jalan sama mbaknya.

Verdict TG? Rasanya Suzuki mampu memberikan alternatif yang baik bagi konsumen yang ingin kendaraan murah dengan rasa tidak murahan. Cuma mungkin kudu diimprove sedikit kalau gak ingin calon buyernya nengok ke mobil lain.

Why BAI, Why??

Kembali lagi ngomongin tentang BAI, pabrikan yang bikin puyeng usernya. Jadi begini, temen TG minta tolong dibantuin untuk jual motornya. TG yang udah beberapa kali jual beli pun menyanggupi permintaan ini, eces laaah. Biasa jual di harian ibu kota atau di online store, biasanya cepet terjual.

But wait?! Begitu dikasi tahu kalau motor yang hendak dijual adalah Bajaj Pulsar 220, langsung tepok jidat. Alamak, terbayang ngejualnya bakalan susye nih. Dua tahun pakai, nilai motornya terjerembab selevel dengan motor-motor 200an cc dengan tahun yang jauh lebih tua. Lebih tua dan lebih jadul, dan itu cuma dua tahun!!

Yaudah, kadung terima permintaannya. Sekalian aja lah dieksekusi. Sekaligus tes pasar, masih ada gak sih orang yang mau beli motor ini? Dengan aftersales tak terjamin, dan spare part selangka motor jadul tahun 50an akhirnya TG beranikan diri untuk mulai memasukan iklan ke beberapa online store ternama.
Masuk hari pertama, yang ngeklik untuk buka cuma bisa dihitung dengan jari tangan. Waakks! Sungguh terlalu. Biasa posting itu minimal 30 view setengah hari, ini cuman kurang dari 10? Luar binasa…. Hari kedua, ditunggu dengan harap-harap bodoamat cemas. Kembali view cuman hitungan petugas jaga gerbang tol. Wuiihhh…..

4 hari sudah berlalu, suami si teman pun menghubungi TG Tanya tentang kabar motornya. Ya saya jawab, belom laku bos! Harga sih udah standar, sesuai dengan tahun pembuatan. Cuman ya itu, yang bener-bener niat mau beli gak ada. Paling kalo mau, ini motor dijual dengan harga “yang penting laku”. Itung-itung masih jadi duit, walaupun gak banyak. Akhirnya si mas bos tersebut setuju, dan bilang siap dinego afghan.

Sampai sekarang saya belum tahu kelanjutannya, karena kontaknya memang saya arahkan langsung ke dia. Tapi yang kemudian jadi renungan adalah, sebegitu dahsyatnya efek dari ketidakniatan BAI menjual secara benar produk di Indonesia. Seperti sudah banyak diulas mbah Satar maupun om Saranto, efek seperti inilah yang dihindari pabrikan Jepang.

 Hati masyarakat udah kadung gak percaya lagi sama merek Bajaj. Bahkan penjualan P200NS terkesan dianaktirikan. Wajar lah, mungkin KMI juga ogah buang-buang budget untuk merek yang dikenal buruk oleh publik. Padahal brand kalau dijaga dengan baik, efeknya akan panjang. Gak percaya? Lihat dong Binter, merek masa lalu yang sampai sekarang orang masih merekam dengan baik. Ada lagi Kymco, walaupun berdarah-darah tapi tetap masih lebih oke daripada Bajaj.

Pada akhirnya, rekaman terbaik orang-orang adalah produk Bajaj paling bagus yaitu Bajaj Roda Tiga.
Tangguh, kuat, handal, dan dapat berjalan hingga 50 tahun lagi. Any question?

trungtungtung.....

semakin didepan....tanah abang.

Impresi Berkendara si putih Honda PCX 150


Selamat siang sobat TG dimanapun anda berapa, mau berbagi kisah-kisah nih tentang impresi berkendara dari Honda PCX 150. Motor otomatis premium Honda yang dijual seharga 36 Jutaan ini emang menawarkan sensasi berkendara yang oke punya (padahal belum nyobain big skutik diatas 250cc lain yang udah pasti yahud) :D.


Dimulai dari fisik, ini motor memang gambot. Mirip-mirip bawa motor sport 200cc. besar, lebar, panjang, hayooo apa hayooo hehe.. bawa motor ini tentunya kudu punya body balance yang baik. Karena butuh effort lebih bawa dikemacetan. Satu, ini besar. Dua, ini panjang. Bagian depannya juga lumayan jauh, malah pernah nginjek kaki bapak-bapak biker karena area dashboard yang lebar jadi nggak ngeh kalo kakinya yang ngangkang aduhai itu malah jadi korban keganasan si matic premium hihihi…

Kemudian power dan konsumsi, power motor ini cukup beringas. Dengan max power sekitar 13HP, motor ini dengan mudah sanggup meninggalkan motor-motor 100cc - 125cc baik bebek maupun skutik. Lawan bejaban terakhir NJMX dengan knalpot kentut. Topspeed maksimumnya adalah 120km/h. sebetulnya masih mau nambah, tapi limiter udah bekerja di rpm segitu. Mengenai konsumsi bensinnya, cukup boros untuk ukuran motor matic. Belum pernah full to full sih, tapi isi full tank, 4 hari udah kembali ke E alias minta diisi. Dengan rute PP sejauh 50km, masih beda satu hari dibandingkan Vario 125 saya dan inget itu pertamax! Gimana dompet gak nangis-nangis bawa ini motor :(.

Untuk fiturnya sendiri, ada glove box dikiri bawah setang. Gak banyak, tapi lumayan untuk nampung hand gloves. Bagasi under traynya leghaaaa, helm full face, half-face, helm astronot Honda, masuk semua. Gak tahu kalo helm motocross, lagi siapa juga yang mau bawa motor ini keluyuran ke hutan?! Masuk lobang aja meringis :D. ISS nya sendiri ajib, begitu lampu merah, tinggal klik kenopnya ke engine stop. Maka lampu indikator akan berkedip dan seketika mesin mati. Begitu lampu hijau, tinggal gas dan mesin akan langsung nyala, Voila!

Kemudian rem CBS nya juara. CBS yang tertanam disini bukan mekanis seperti di Vario 125 ISS melainkan sudah hidrolis. Gunakan kedua rem, dan jangan kaget kalau stopping powernya bikin sobat terdorong ke depan. Seandainya ada ABS wuiihh, powerful dan safety banget tuh. Untuk ukuran cakramnya, mirip ukuran Honda Blade, beberapa pemilik WTF kentjang ( males nyingkat vario 125 de el el :p ) menggunakan jurus upgrade tersebut supaya stopping powernya bertambah. Semakin ciiieeettt….

So far, untuk penggunaan dalam kota matic ini oke punya selain Vespa series. Gak kegedean bodi seperti SYM series atau Benelli Zafferano, dengan posisi duduk yang mirip-mirip. Aura mahalnya gak kalah dengan kedua motor tadi. Jadi, siapkan duitmuuuuu…..!!!






lagi parkir bareng temennya yang endut.

Say Hello To Me!

Helloooooooo......

Ini Blog resminya Tukang_Gorengan, yang biasa komentar di blog-blog otomotif ternama itu looh. Macem mbah Satar @indobikermagz, wak haji @tmcblog, lek iwanbanaran @Iwanbanaran, om Saranto @arantan.com, juga om Yanuar @smartfaiz.

yaaa, keseringan baca artikel beliau-beliau ini mengingatkan saya dulu waktu jadi copywriter. membangkitkan semangat menulis yang udah lama terpendam.

soo, stay tune masbro. nanti bakalan banyak artikel-artikel otomotif dan umum yang akan saya ulas.

Ciaaoo..

Tukang_Gorengan a.k.a TG